Impresi Touring Lumajang-Papuma Pergi Pulang dengan CBR 150R Dual Keen Eyes

Dulur, motor CBR Lokal besutan AHM ini bila dilihat dari depan, wajahnya sekilas mirip Ninja 250Fi. Lebih besar dual keen eyesnya, ndak seperti klan R series dari Yamaha yang cenderung sipit.

Dua matanya menyala, sehingga jangan khawatir kalau-kalau ada Polantas nakal yang suka nyari-nyari uang haram dengan menilang lampu mati sebelah. Radius putarnya lincah, ketika TR naik dari Lumajang ke Papuma PP alias pergi Pulang, ni motor enak banget diajak bermanuver. Namun ketika jalanan macet dan mau belok ekstrim ke kiri maka tangan akan mentok tangki.

Mentok tangki cbr

Namun ke kanan masih ada space antara tangan dan tangki.

Dengan mesin DOHCnya, CBR memang lebih kuat power daripada torsinya. Ketika menerjang tanjakan terjal ke Papuma, TR pake gigi 1 mesin mengerang keras. Ketika balik TR naiknya pakai gigi 2 namun harus menjaga jarak, soalnya kalau dempetan bakalan susah ngatur gasnya.

Gigi 1 menurut TR terlalu pendek. Sedang gigi yg lain lumayan panjang. Ketika berjalan kencang TR keabisan gigi, padahal dah 6 speed. Temen2 Jatimotoblog bisa ngeliat speednya tapi TR kagak, ngeriii… so gak tau top speed yg sudah diraih. Namun TR seringnya ngelirik RPM meter. Di RPM 7000 baru kerasa torsinya, itupun getaran mulai terasa. Naik ke 8.000-10.000an rpm bila dirasakan, getaran mesin lumayan kerasa di “biji” dan paha.

Ngeluk boyok

Late braking dengan rem depan tak membuat motor goyang. Stabil.. dan pakem. So bikin hati tenang.

Sayangnya dikesemua keunggulan CBR 150 minim saklar pass beam alias lampu dim.

Minim pass beam