Pukul 12.00 siang hari, setelah selesai rewang di nikahan temen, mata tak bisa diajak kompromi. Sembari menunggu istri yang siap-siap mempersiapkan bekal, saya tertidur sekitar 30 menit di depan TV.hehe.
14.30 setelah menjama’ sekalian ashar, kami start berangkat. Menyusuri jalan Kediri-Nganjuk siang-sore itu terasa lengang, mungkin banyak orang yang ogah wira-wiri dipanasnya hari itu. Well, beberapa mingu ini matahari memang terasa menyengat.
15.30’an.Satu jam kemudian kami sudah masuk jalur utama Surabaya-Solo. Mulai terasa keramaian jalan, maklum minggu itu long weekend Idul Adha telah dimulai. Kemacetan sempat kami rasakan di Tanjakan Awar-awar, Wilangan dan Saradan. Alhamdulillah, ban scorpio sehat saja diajak mlipir-mlipir melibas bahu jalan yang bertrack gravel. Gak kebayang kalau sore itu mudik naik mobil, pasti akan bertambah lama perjalanannya.
Sekitar 17.00 kami beristirahat sebentar di SPBU Nglames untuk isi bensin dan beli aqua dingin. Sore itu kita langsung menuju Sarangan, karena menurut info sms dari kakak dan adik TR, seluruh keluarga sudah check-in di Villa dan sudah menikmati jalan-jalan di seputaran sana.
“tin-tin”, bel dari pengendara GL-Max, tak kirain temen Nusantaride, jebule mas Oman konco Blogger, juragannya omanfaqod.wordpress.com yang lagi otw balik ke Kandangan. Setelah dirasa cukup beristirahat, kami mulai start kembali.
Adzan maghrib berkumandang ketika kami melintasi ring road Madiun. Semarak rona kemerahan perlahan hilang ditelan siluet gunung Lawu yang terlihat gagah petang itu. Melintasi Maospati-Sukomoro dan akhirnya tiba di Magetan kami libas dengan kecepatan sedang yaitu 80-100 kpj. Petang itu, nampak geliat pasar malam di depan GOR Magetan.
Kegelapan malam mulai menyelimuti perjalanan kami selepas kota Magetan menuju Sarangan melewati Plaosan, kendaraan terasa sangat lengang. Untuk mengusir ngantuk akibat hawa dingin, saya mengajak ngobrol istri. Dan syukurlah kemudian ada pasangan naik mio plat AD (solo) yang juga searah, sehingga kami ada teman seperjalanan, kamipun bergantian berkonvoi depan belakang.
Sampai pertigaan kolam renang Duta istri sambat kakinya sakit. Ya sudah kami istirahat dulu sebentar. Hanya 5 menit berhenti, istri rewel minta terus saja, takut kemalaman. Berhubung boncenger agak rewel, niat TR lewat jalur menanjak/lurus yang bebas ticket akhirnya digagalkan.
Deru mesin menaklukkan tiap tanjakan dan tikungan dan sampailah di pos ticket. Walau ditarik Rp.20.000,- namun setelah check tulisan ticket di villa, totalnya hanya Rp.11.000-an plus permen Antangin. Ah, sebodo amat deh.. diikhlaskan saja.
Alhamdulillah, setelah parkir, sungkeman, akhirnya acara makan malam telah tiba.hahaha.. Ibu membuka bekal nasi dan bothok. Walau sederhana, kami semua makan dengan lahap. Berhubung telat, kami mendapat kamar di pojokan.
Jauh-jauh dari Kediri ke sarangan trus langsung tidur? rasanya kok mubadzir sekali. Kami sekeluarga akhirnya jalan kaki ke sekitaran Telaga. Nonton bola Indonesia VS Korea bersama di pinggir jalan, makan jagung bakar, minum wedang ronde dan tak lupa foto-foto narsis.
23.00 malam, kamipun terlelap dalam mimpi..
04.00 Jam biologis tubuh membangunkan saya pagi itu, sesaat kemudian adzan subuh berkumandang. Setelah sholat, TR nongkrong di teras menikmati sunrise. Ketepatan sekali villa ini berlantai 2 dan menghadap ke timur. Wahh..pagi2 dah ditawari nasi pecel oleh ibu penjaja pecel yang berbicara lantang dari bawah. “mengke mawon bu.” Untuk masalah pecel-memecel kami sudah punya langganan sendiri, di deket pasar sayur.
Sekitar jam 07.00, kami kembali jalan-jalan menikmati telaga Sarangan di pagi hari. Berhubung jalanan memutar telaga jauh dan TR yang motoran sendiri, maka beberapa kali si PIO jadi ojek dadakan, wira-wiri mengitari telaga. Ingat, nanti sekitar bulan Desember, jurahan homosek/motuba/juragan bersarung alias mas Muhsin Riyadi akan mengundang kita kembali kesini, seperti pertemuan pertama kali sedulur Koboys dengan Jatimotoblog tahun 2010.
Di seputaran telaga banyak penjual sate kelinci, penjaja souvenir dan khususnya di bagian timur, ada pasar sayur mayur. Untuk keberadaan penjual sayur mayur sudah tertata rapi, pagi itupun ada team pasukan kuning yang membersihkan telaga, sayangnya.. keberadaan warung sate kelinci liar yang tak tertata sangat banyak dijumpai di sebelah barat telaga.
Sebenernya kalau mau eksploring lagi, di baratnya telaga ada air terjun, lupa saya namanya, seingat TR dulu pernah kesana sewaktu acara hiking Pramuka.
Kami check out sekitar jam 10.00an. TR sengaja cari jalan pulang yang beda, yaitu ambil jalan yang lebih ekstrem. Ditemani adik TR si Akhya, kami menyusuri turunan curam. Ternyata dilain sisi, keluarga lain yang naik mobil, menikmati wisata petik buah stoberi..
Melewati pasar Plaosan, TR ambil jalan ke kanan, melewati jalanan pedesaan Bulaharjo, Sendangagung dan tembus di sebelah selatan alun-alun. Tak puas, kami pulangnya melewati Parang-Kawedanan(Gorang-Gareng dan Takeran. Di sekitaran Ngariboyo sempet ngeling-ngeling omahe mbah bons.. walah lali.
Tak lupa narsis sebentar di pesantren PSM. Pesantrennya pak Dahlan Iskan. Sempet kepikiran mau mampir rumah saudara di waduk, namun karena waktu kamipun melanjutkan perjalanan ke Madiun.
80-100 kph kecepatan sedang? luar biasah 😀
LikeLike
Hadahh… hihihi
LikeLike
aku durung tau nang sarangan
hiks
LikeLike
Aku rung tau ke lombok.hikss
LikeLike
mantaab masbro 🙂
LikeLike
Hehe.
LikeLike
siipppp..
LikeLike
Seepp
LikeLike
wah, gak jadi lewat tanjakan extrim berkelok nan bebas tiket dong. padahal lebih deket tuh.
saya pas itu juga riding ke arah solo lewat situ. lewat kawedanan juga,
dan ketika lihat lambang pondokan pak dahlan kok seakan gak asing lagi.
ada logo segitiga bertulisan arab sepintas dari jauh terlihat kaya ngiluminati wkwkwkkwk….. 😀
LikeLike
Konspirasi illuminati lagi nih..hadeww..wkwkwk
LikeLike
wakakak… katanya sih remason,
LikeLike
wah mengingatkan stahun silam disana bersama keluarga 😀
LikeLike
Desember maneh mas. Ultah jatimotoblog
LikeLike
itoe betoel adanja 😀
LikeLike
wah ada yang kelewat mas… air terjun di balik telaga itu ya lumayan untuk dikunjungi..
LikeLike
Kadohan mas.. ngesakno ojob
LikeLike
villane piroan mas sewane?
LikeLike
Sewuan/ malam
LikeLike
sing murah ga enek tah mas?nek hotel sampe berapa duit??
LikeLike
Hotel 100/room ada kok mas. Itu da lumayan. Nek liyane aq gak tahu.
LikeLike
waaah..sip kuwi enek sing cepek.
LikeLike
ngunu kuwi kok ra ajak2… 😦
LikeLike
Nek ajak espege baru sampean tak jsk Kang sugi
LikeLike
…hiks.. lebaran kemarin pengen ke sarangan… tapi kata sodara di sarangan banyak tempat maksiat, jadi urung dech..
LikeLike
Ahh nggak kok. Apa saya yg gak tahu ya pak.
LikeLike
kayak’e kecewa berat… g tau dari kemaren wkwkwkwkk… tau gituuu…
LikeLike
Hmmm…sate kelincinya enak tenan, waktu ke sana makan favorit saya ya sate kelinci itu. Asyik niih mas perjalanannya.
LikeLike
Liburan keluarga pak Refreshing.
LikeLike
2 jam soko ngomah, aku malah urung tau rono
LikeLike
Lha ra mampir jelas rung pernah pan.
LikeLike
wah kayake memang asik malem2 nongkrong di sarangan..sambil ngopi liatin telaga (eh keliatan po ga yo?)
btw untung sampeyan cuma ketemu oman,la kalo ketemu bareng2 aku pisan malah bingung,hhihihhi
LikeLike
Hahaha….. tak kiro sampean iko.ternyata oman.
LikeLike
bekale bothokan,kang..? jiann..marem tenan… 🙂
http://indomototalk.com/2013/10/24/motor-petani-nggak-ada-yang-tertarik-lagikah/
LikeLike
Hooh. Sangu masakan dewe dari Rumah kang
LikeLike
waktu kesini pake mobil, nggak bisa merasakan tikungan2 dari tawangmangu 😦 dan nggak bisa makan disana karena puasa :v
LikeLike
Nunggu berbuka dong.hehe
LikeLike
gak nyangka ketemu dijalan 🙂
btw asik juga nih nginep di villa sarangan
LikeLike
Jelas asyik… adeem
LikeLike
akhir desember..? saya ikut lagi gpp ya mas bro…?
insya aloh masih ingat rumahe mbah bons…nama desanya rejo2 gitu,ketoke ngadirejo kawedenan..
LikeLike
Gambare ra nguati..
LikeLike
Lha kok iso mrene komene,, padahal komen neng kondang iwak..
LikeLike
wkwkwk… nyasarrr dia..hahaha
LikeLike