see you again Bromo…[/caption]
Jam 09.00. Sahabat, Seperti yang sudah kami rencanakan, 16 Agustus 2013 kami berangkat ke Bromo. Melewati jalur Kediri-Pare suasana jalanan ramai lancar, sempet harus mampir ATM dan apotek di Pare untuk persiapan di bromo nanti. Menyusur pelan sekitar 60-80 KPJ , kamipun menikmati jalur Pare-kandangan-Malang. Suasana mudik masih terasa sekali di jalur ini, rombongan mobil plat luar kota, serta sesekali nampak rombongan sepeda motor mahasiswa yang akan menuntut ilmu di Malang menemani perjalanan kami.
BBM yang terisi Rp.50.000 pada Selasa kemarin harus diisi ulang kembali, isi full Rp.50.000,- di SPBU Ngantang sembari melemaskan badan. Petualangan kali ini saya sengaja tidak memakai box, selain mengganggu handling, keberadaan box malah akan memperberat beban si Scorpio jadul. Begono..
Jam 11.45 kami mampir di masjid baiturrahman, barat Polsek Pujon untuk melaksanakan sholat Jum’at. Air dingin dari air wudhu mampu menghilangkan capek selama 2 jam perjalanan. Alhamdulillaaahhh.
Beli bekal air mineral 600ml di Alfamart Pandesari, Pujon dan kamipun melanjutkan perjalanan via Gn.Banyak-Songgoriti-Batu, sampai di pertigaan Beji kami ambil kiri melewati jalur Karangploso.
Jalur Karangploso-Karanglo sekarang sudah diperlebar, sehingga terlihat sedikit lengang, namun kami harus tetap waspada dengan angkot yang berhenti mendadak atau aktivitas warga yang masih terlihat ramai. Masuk jalur padat dan ramai karanglo, keputusan untuk hanya memakai tank bag Nusantara large dan ransel kecil sangat tepat. sayapun bisa bermanuver bebas melibas padatnya jalur Karanglo-Lawang-Purwodadi-Purwosari. wusss.. wusss..
Lapar mulai melanda, atas recommend nyonya akhirnya makan di sebuah warung yang masih keliatan baru. Well, disini menu lele goreng yang kami makan terasa asin.hahaha.. Namun ya dengan harga yang wajar, kamipun tetap bersyukur masih bisa mengisi perut sebelum berpetualang ke Bromo.
Jalur ke Bromo bisa melewati Tumpang, Nongkojajar atau juga Tutur, namun ketika kami akan melewati jalur-jalur tersebut, warga sekitar yang kami tanyai menyarankan untuk lewat jalur biasanya saja. Jalur yang biasa saya lewati adalah Kejayan-Gondangwetan-Pasrepan-Puspo dan Tosari. Daripada ada sesuatu, kamipun mengikuti insting alamiah petualang.
Di kejauhan ketika mulai masuk Gondang dan Pasrepan, mendung gelap terlihat di pegunungan Tengger. Ya Allah semoga tidak hujan. Dan ternyata, hujan telah selesai mengguyur bumi ketika kami naik jalur Pasrepan-tosari. Suasana terasa sangat sejuk, sayapun membuka kaca helm dan berjalan pelan.. ya Allah nikmat sekali. Beberapa kali terdengar suara burung dan ada jjuga burung jalak serta perkutut yang berkeliaran di jalanan depan kami. That’s why I Love Indonesia.. Oh ya untuk melibas tanjakan, Terios merupakan salah satu jawabannya. Dengan durasi gigi perseneling yang mudah melibas tanjakan, dijamin kenyamanan akan semakin bertambah. Namun sayang sekali jika anda naik dengan memakai mobil, maka harus stop dan parkir di Parkiran wonokitri.
Untuk urusan menginap kami rencananya akan menginap di Tanjung, well.. ternyata setelah kami survey, jaraknya masih jauh dengan area Penanjakan sahabat. Atas bantuan warga sekitar, kamipun bisa menginap di dekat parkiran dengan biaya Rp.150.000,- . Tentunya, harga tersebut sudah termasuk fee dia. Segera check in dan sholat ashar. GPS # (S7 53.552 E112 54.675)
17.00, masih terlihat terang di kawasan Wonokitri, walau mendung sudah mulai turun kami menyempatkan jalan-jalan sekitaran wonokitri. Ketika ingin naik ke Penanjakan, teryata kabut sudah mulai terlalu tebal untuk kami lewati, kamipun turun kembali, parkir kendaraan di penginapan dan menikmati sore di warung mas Budi yang terletak masih di seputaran tempat parkir wonokitri.
Sore menjelang dini hari kami isi dengan istirahat, jalan-jalan sekitaran penginapan, ngobrol dengan warga sekitar, nonton tv, mengaji dan online via smartphone. haahaha.. 😆 untungnya malam itu ada film transformer di Trans TV. jadi sedikit mengobati kebosanan kami. Oh ya, keberadaan jaringan Telkomsel dan Indosat yang merupakan jaringan selular andalan saya membuat jalur komunikasi tidak terputus. Untuk yang lainnya?? tewas..
Dinginnya malam itu membuat saya beberapa kali terbangun, maklum ora kebagian selimut, diserobot kabeh sama nyonya dan jaket tebal yang biasa saya pakai waktu itu sama istri suruh digantung saja, lha kok yo manut ae ra dipake.. 😆 Padahal ini bukan pertama kali kesini. Suara kendaraan tengah malam mulai terdengar ramai, dan jam 02.00 dinihari kami bangun, sholat Tahajjud dan bersiap-siap untuk ke berpetualang ke penanjakan.
Warga Tengger yang konon katanya berasal dari keturunan Roro Anteng dan Joko Tengger bisa kita liat melipatkan sarung ke lehernya, dan selembar sarung cukup untuk membuat mereka hangat. Warga disekitar sini mayoritas Hindu, namun disini kita juga bisa menemukan Musholla, jadi buat sahabat muslim jangan khawatir.
03.00 wib dinihari. Setelah sahabat membayar portal Rp.23.000,- (2 orang dan 1 motor) kamipun mulai menyasar menaiki penanjakan. Deru motor dan jeep warga menyatu di gelapnya pagi dinihari 17 Agustus itu. Beberapa kali saya harus memberi kesempatan mereka yang lebih beringas melahap tanjakan ataupun terkadang melewati kendaraan-kendaraan yang kepayahan naik. Pio terparkir, dan kamipun mulai menyusuri jalan setapak menuju gazebo pandang di dekat tower. Sembari menunggu matahari terbit kami mengobrol dan online, hihihi..
Dan whola.. semburat pengunjung yang jumlahnya sangat banyak, berpacu dengan munculnya semburat warna merah dari ufuk timur. Istri sayapun langsung merangsek ke depan, dia begitu menikmati sunrise pagi itu lama sekali. Dengan bergelantungan di pagar pembatas, dengan cara itu dia bisa dapat tempat melihat sunrise dan pemandangan hamparan pegunungan Batok, Bromo dan Semeru sebagai latar belakangnya. Sayanya hanya bisa online dibelakangnya sambil ngelirik-ngelirik bule cakep. Bhuahaha.. maklum, mau liat ya sudah full orang.
namun begitu kita masih dapat menikmati keindahan 7 Wonders di Jawa Timur ini, barisan Gunung Semeru, batok dan bromo terlihat indah dihorison..
Seorang anak muda berinisiatif untuk naik ke pagar dan mengibarkan bendera Merah Putih. Kami yang ada disitu serentak menyanyikan lagu Indonesia Raya. Terima kasih para pahlawan, Alhamdulillah ya Allah dengan nikmat kemerdekaan ini, kami bisa menikmati negeri Indonesia yang indah ini, walau kebobrokan masih saja ditunjukkan oleh pemimpin bangsa ini.
Diparkiran ketika ambil motor akan ke lautan pasir, saya bertemu dengan 2 orang teman dari Nusantaride. Salam kenal ya mas.
Kami mulai menyusuri jalanan turun curam menuju lautan pasir, masih ingat dulu melibas jalur ini disaat dinihari dan jalanannya masih makadam dengan Aziz warung DOHC. Si Pio yang kampas koplingnya dah waktunya ganti dan ban gambot, bener-bener memaksa mesin si PIO. Akhirnya terjadilah aksi dorong.wkwkwk..
Sampai di lautan pasir, Foto-foto beberapa waktu, berlatih nyetir di jalanan pasir dan menikmati alam. Ramainya pengunjung membuat istri saya males untuk mendekat ke Bromo. Kamipun naik kembali ke Wonokitri untuk mandi, check out dan melanjutkan perjalanan ke Malang.
Kami rencana turun via Purwodadi, namun kami terhadang oleh upacara di Tosari. So akhirnya lewat jalur awal kembali.
jam 10.32. Kami sarapan soto Lamongan depan SMPN Gondang wetan, rasanya jan nyuss.. enak dan lumayan.
#koordinat GPS (S7 42.192 E112 54.081). Memasuki Purwosari scorpio kembali isi premium Rp.50.000,-, dan ketika sampal Lawang, kamipun dihadapkan dengan kemacetan parah sampai pertigaan Karanglo. Dan sayang sekali, akhirnya teman-teman Jatimotoblog tidak bisa menyusul kami ke bakso bakar Pak Man. #GPS (S7 58.138 E112 38.036)
Setelah kenyang makan bakso, kamipun ke Pasar Klojen untuk berbelanja oleh-oleh keripik tempe dan juga keripik Nangka di Toko 29 kota Batu GPS (S7 52.179 E112 31.348). Kemudian sholat Dhuhur dan diteruskan Ashar di Masjid Baiturrahman dan kemudian pulang ke kediri
weleh,ternyata pio kuat juga yaaaaaaa ngangkut sikomo
wkwkwkwkwkwkwkwkwkwk 😀
#kaborrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr 😀
LikeLike
Ngenyekkk… 😆
LikeLike
aku kapan ya rono 😦
LikeLike
Mumpung rung nikah.. ndang dolan2
LikeLike
wwaaa…pengennnn
LikeLike
Waaaaa… kelud aja yeee
LikeLike
ayuk
LikeLike
waaaa sama nyonya ya mas, enaknya kalo si nyonya juga suka ngelayap. tapi ngenes kalo si nyonya tipe orang yg gak suka jalan jauh-jauh 🙂
dulu, (duluuuuuuu) waktu tower-tower itu masih sedikit tampak pemandangan begitu alaminya, tapi sekarang tower itu seakan menghalanginpemandangan.
apa gak bisa ditaroh tempat lain ya? selain di sudut pandang favorit itu tentunya
LikeLike
Sebenernya bisa disamarkan pak. Sy sewaktu ke Malaysia dulu BTS dissna disamarkan dengan bentuk pohon.
Btw, istri sebenernya gak suka pak. Rewel.. tapi ndak tau, kemaren kok mau. Mungkin krn da ngidam pengen kesana.
LikeLike
keren masbro, inspiratif buat riding bareng nyonyah… 😀
LikeLike
Iya mas.. yg penting kita ngikut aja maunya istri.. sangu pasti ditambahi.hihi
LikeLike
mancaaab…kalo pake supra x 125 kira2 kuat nanjak ga mas??
LikeLike
Kondisi sehat khan? Kuat… klo dari lautan pasir trus naik… lha kui mboh.hahaha
LikeLike
supra 125 kuat kok walau ngeden parah, tapi lebih enak pake blade ato vega, walau cc lebih kecil tapi tarikan lebih enak ketimbang supra. saya pengalaman
LikeLike
Nahh
LikeLike
enak lagi pake trail, wis lah, pake trail di sini jauh lebih menyenangkan ketimbang naik motor apapun, betah banget wkwkwkwk…
LikeLike
Hahaha… sakmestine pak
LikeLike
lek gawe hardtop piye?? 😀 😀
mugo2 ae kuat…motor keadaan fit kabeh mas…kancaku tau gawe spin iso nyampe lautan pasir ki…mestine supraku yo kuat…mestine lho yaaa… 😛 😛 😛
LikeLike
Mestine. Matic2 wae kuat. Kmren liat F1Z dan suzuki RC yo onok kok.
LikeLike
kuat kok om. lha wong saya dulu pake athlete yg lemotnya kebangeten aja bisa naik ke penanjakan kok, supra x 125 harusnya lbh enteng krn torsi lbh besar, hehe
LikeLike
Nah… tuh kuat
LikeLike
Pengeeenn… tp gak weruh dalane…
LikeLike
Buka google mas..
LikeLike
athelete ora kuat iki nggo munggah mrene 😦
LikeLike
Kuat.. lewat probolinggo bisa mas.
LikeLike
masalahe athleteq saiki ngebul mas 😛
LikeLike
Servis noh.. Mumpung kang Sugi di kediri, ada promo servis gratis semua merk motor.
LikeLike
tenanan kui mas? sms disik lah 😀
LikeLike
kuat om asalkan kondisi mesin fit plus olinya ngga telat. saya dulu ke bromo jg boncengin teman pake athlete, lwt rute nongkojajar
LikeLike
kepingin ksana tapi ga kuat adem 🙂
LikeLike
Bulan 8-9 dingin kang.. bulan anget ae kang.
LikeLike
nggarai pengen, kangen nang bromo maneh…hiks…3x kesana, sekali 1x naik px 150 enak banget, lancar jaya
LikeLike
Nggak bosenin mas emang. Tapi uangnya yg bosen..hehe
LikeLike
jalan kesana aja udah seneng dg pemandangan sekitar 🙂
LikeLike
Yup.. namun lebih seru jika bisa mengexplore mas
LikeLike
numpak prima kuat ra mas ?
LikeLike
Prima? Kuat. Tp ojo goncengan ya..hahaha
LikeLike
rumasaku gae naik2 kok kuat prima timbang hsx 125 ya ?
LikeLike
Liat kondisi mesin kang
LikeLike
CS1 karo Supra 125 bolak-balik mrono
Sehat…insya Allah kuattttt…
🙂
LikeLike
Testimoni mbah wir yg sudah mbuktikan.
LikeLike
siiiipp…
LikeLike
catet.. sukmben pas selo dolan..
LikeLike
Siapp… pake bus dan angkutan umum juga bisa loh mas.
LikeLike
sip kang biyen nate rono numpak supra 100 cc http://yoyokefendi99.blogspot.com/2013/08/ganti-ban-si-supri-125-pake-ban-standar.html
LikeLike
Sipp mas yoyok..
LikeLike
Pulangnya mending turun lewat coban pelangi – poncokusumo – Tumpang – Malang.
Kalau dari lautan pasir kearah timur habis lewati gunung Bromo belok ke arah kanan/selatan, biasanya disana banyak anak2 main motor trail. Lewat tanjakan tapi gak begitu tinggi seperti tanjakan kearah gunung penanjakan, cm agak jelek jalanya. Setelah lewati tanjakan belok kanan (klu kekiri kearah ranu gumbolo), Saya rasa agak dekat klu lewat sana
LikeLike
Sama istri mas. Gak brani lewat situ.hehe
LikeLike
mantap masbro
jadi pingin ngebolang lagi sama istri
LikeLike
Lha kemaren ke dieng gitu pak sama istrinya
LikeLike
rung tau mrene 😥
LikeLike
Monggo pinarak bromo
LikeLike
wih…seneng-e mrgreen:
karo hanimun
LikeLike
Iyo.hehehe
LikeLike
WOW, hadir juga jadi pesertaaa…..pengennnnnnn 😆
LikeLike
Pesertaaa opo iki?
LikeLike
sabtu minggu lalu br aja ke bromo mas. rem blakang pek blong 3x. bbm jg lumayan irit, 12 literan lewat slatan kbon raya ktimur trs nongkojajar..
LikeLike
Wah… akhirnya
LikeLike
Wah jan mantaap tenan…wingi nek mahameru mlah luput kate mampir penanjakan…goro2 arep ktinggalan jadwal bus blik smarang
LikeLike
Saya malah belum ke mahameru
LikeLike
Pingback: bromo the paradise! eps :hanimun | gakkreatip