Dari Kamis kemarin (23/05), pikiran Tr selalu tertuju ke tanggungan pekerjaan di Gondanglegi. Dengan semangat 45 si Pio dipacu menyusuri jalanan pedesaan dan pegunungan di lereng Kelud. Plosoklaten-Wates-Ngancar-Nglegok dan Garum. Jalur ini berkelok-kelok, namun menurut TR lebih dekat bila harus lewat Kandat-Srengat. Pemandangannya juga indah, melewati sabo dam, perkebunan-perkebunan milik warga, dipayungi gunung Kelud di sisi timur. Sempat melihat persiapan Demo masyarakat Sumberasri, meminta haknya mendapat jalan yang layak. pernah TR bahas disini.
Setelah istirahat sebentar menikmati jenang sembari ber-wifi di depan Telkom Wlingi, pio menyusuri Wlingi-Kesamben-Selorejo-Lahor-Sumberpucung-Kepanjen dan masuk ke Gondanglegi. Alhamdulillah, perjalanan lancar, namun di jalur Kepanjen-Gondanglegi berhati-hati karena kebiasaan berkendara masyarakat sini maen selonong aja.
Masuk ke jalur Balekambang, seperti yang pernah diceritakan disini Suwaru dan Kademangan adalah dua desa bertetangga yang warganya banyak membudidayakan Salak.
Salak Suwaru, sebagai salah satu keanekaragaman hayati kini mulai tergerus oleh jaman. Perawatannya memang mudah, namun musim salak yang hanya setahun sekali, menjadikannya tanaman yang kurang menjanjikan secara ekonomi. Sehingga di beberapa kebun, salaknya sudah dibongkar dan diganti dengan komoditi lain. Ini TR dengar sendiri dari teman kerja, orang asli sini yang sedang kuliah S-2. Dari ngobrol-ngobrol yang ternyata dosen pembimbing beliau adalah Profesor Sumeru Ashari, kamipun akhirnya saling saring. Maklum Profesor Sumeru ini pernah membantu ketika TR skripsi, mengangkat explorasi keanekaragaman jeruk Nambangan/ Pummelo dari Madiun/Magetan. Eman… kenaeka ragaman hayati kita semakin lama semakin sedikit. š¦
Setelah blusuk-blusuk sawah, kebun dan pematang saatnya menyusun jadwal. Sebenernya ingin ke Pantai balekambang, sayangnya cuaca mendung. Ya wes, pilih makan siang dulu di warung Rizky trus balik saja.
Setelah maem krengsengan dan es jeruk, saatnya pulang. Setelah menyelesaikan sholat di Masjid Sukosari, hujan pun mulai mendera. Sempat terang sebentar di sumberpucung, namun deras di Garum. Mampir sebentar dan ngobrol dengan pak Polantas di Pos Bence, kemudian akhirnya nerobos hujan saja. Alhamdulillah Nglegok-Kediri kota terang.
pengen roonnooo
LikeLike
nok ndi Dhan?? pantai tho?
LikeLike
enggeehh
LikeLike
1x trip brp jam / km nyadel mas?? ati2 ambeyen. sring2 istirahat n makan makanan berserat..
LikeLike
300 km mas. Hehe.. inggih mas.
LikeLike
lha potone salak endi mas š
LikeLike
Durung usum salak mas
LikeLike
enak kerjo kok karo dolan..
LikeLike
Alhamdulillah pak.
LikeLike
33km, soko bekasi timur nang jakarta selatan, di malang cuma 50 menit, di jabodetabek 90menit hehehe…
LikeLike
Itu perkiraan gps..
LikeLike
josssss pirang kilo iku sam dai pare ke balekambang?
LikeLike
Pare-balekambang +-250 km pak.
LikeLike
Asyik koyok’e neng kono…
LikeLike
Seger hawane
LikeLike
Karo turen cedek gak mas?
LikeLike
Deket.. 30 menit.
LikeLike
Odometer pio dah brapa sekarang,Bos. . .
LikeLike
Sekarang dah 27.000an lagi..
LikeLike
hahaha,cepet juga odo nya,ampuh Bos…
LikeLike
belah jatim
LikeLike