Mendung masih menggelayut beberapa hari ini di Kediri. Khususnya di lereng Sepawon Gunung Kelud, mendung dan suasana dingin membuai mata dengan kesegarannya, sehingga membuat mata mengantuk. Sepawon yang terletak di lereng Kelud memang kaya akan hasil pertanian, selain hasil dari perkebunan, penduduk sekitar juga mempunyai tanaman-tanaman produktif seperti cengkeh, kopi, kakao dan lain-lainnya.
Aroma bunga kopi yang harum mulai tercium semerbak, seiring dengan bau cengkeh yang dijemur di emperan rumah warga setempat. Tawaran untuk menikmati kopi pun terlontar, namun dengan halus TR menolaknya, maklum sekarang gampang maag jika terkena minuman yang nikmat ini.
TR penasaran dengan jalan Sepawon tembus Sugihwaras. Menyusuri jalanan desa yang masih makadam di beberapa sisi, si biru melaju pelan. Selain karena belum kenal medan, di beberapa titik ada belokan tajam yang disambut jurang nan dalam. Hingga tibalah di suatu hamparan perkebunan Nanas milik Kodam 5 dan TR mendapat teguran agar diam..
Setelah agak jauh barulah diceritakan oleh warga situ bahwa di lokasi sabo dam yang diseberangi dulu terdapat sekitar 40 orang yang tewas terkena lahar dingin. Tersebutlah pada jam 09.00 ada warga yang merasakan bahwa akan ada bencana, terlihat dari air yang mulai mengalir ke bawah. Volumenya kecil. Beliau itupun akhirnya lari ke bawah, memperingatkan warga yang saat itu berkebun dan mencari pasir di dekat desa Sugihwaras. Sayang, peringatan itu diabaikan oleh warga lain, dengan alasan saat itu matahari bersinar terang dan tidak hujan. Akhirnya air tsunami lahar dingin pun datang.. Subhanallah.
Namun sampai saat ini TR mencoba googling tidak menemukan kapan kejadian ini terjadi.. ada yang tahu??
kupi2
LikeLike
cepet eram pertamax.. hikss
LikeLike
wkkwwwwwwwwwwwww
LikeLike
Kejadian lahar dingin tu kira2 tahun 1997/1998 kang..
LikeLike
Saya masih SMP di madiun brarti. Tapi emang bener khan ya?
LikeLike
Seingat saya sih bukan 1998 tapi 1989
saya lagi sekolah ketika gunung meletus
LikeLike
tu smua korban sampek tlanjang smua n skujur tubuh luka2 krn gesekan dgn batuan.. @yoshi: bkn gunung mletus tp pristiwa lahar dingin..
LikeLike
Katanya ada truk juga ya
LikeLike
Bukan lahar dingin
Itu karena tebing di kedua sisi longsor dan jadi bendungan besar.. lalu ambrol
LikeLike
“Hingga tibalah di suatu hamparan perkebunan Nanas milik Kodam 5”
Ternyata selain jago perang, Kodam 5 (Brawijaya?) jago bercocok tanam juga 😀
LikeLike
Lahannya kodam banyak mas. Buat latihan perang mungkin. Aset TNI gede loh..
LikeLike
seingat saya…
saya masih imut-imut 😀
LikeLike
mosok pakkk???
LikeLike
sing tak eling2 pas gunung kelud mbledos hujan abu, kalau lahar dingin belum tau, belum punya tipi 😀
LikeLike
Klo lahar dingin berita d web minim, sy googling gak nemuin.
LikeLike
waaah….liburan semester ini saya rencananya mengantar anak2 SMA puncu ke sini mas,
LikeLike
Kopdar pisan…hehe
LikeLike
pengen munggah gunung pisan 😦
LikeLike
Monggo
LikeLike
wuih
LikeLike
Haommmm…
LikeLike
Kpine segerrrr….bikin suasan adem 😀
LikeLike
Kopi luwak. Sayang aq gak oleh ngombe. Maag soale
LikeLike
Hahhahaha, gpp….asal gak kakean,kang…(WOng tuo ngomong, Tombo melek ae..hahahhah ) 😆
LikeLike
dulu pas saya ke semarang itu via prembun-wonosobo bersama teman mengalami kejadian aneh om.selepas keluar dari hutan dan menuju wonosobo kota , kita sempat oleng di jalan gitu naik motor.rasanya seperti disenggol gitu,padahal kita tidak tersenggol apapun.saat itu saya yg mengemudi mtornya & saya tanya temennya juga ga tau kok bisa oleng gitu.
memang kami kalau di jalan emang suka ngobrol & bercanda sampai tertawa gitu.saat masuk di dalam hutan tadi pun kami begitu,masa iya sih setan/jinnya ga terima kita ngobrol+ketawa di gunung milik Alloh ta’ala
LikeLike
Siapa tahu mas. Wong sesama manusia aja sering gak rela loh klo kita ugal2an di kampungnya.
LikeLike