entah untuk yang keberapa kalinya saya berkunjung di tempat yang seperti ini.dan diantara semua kunjungan ke tempat yang mirip dan diserupakan dengan tempat ini saya mempunya benang merah.bukan karena saya pernah membaca sebuah tulisan yang mirip seperti ini dan berusaha menyambung-menyambungnya.
ah sudahlah, setidaknya tulisan yang saya tulis ini bermanfaat untuk saya sendiri.sepertinya keluh kesah saya cukup bodoh. bisa dibilang mencari gula di tengah ladang garam.
saya selalu kesulitan setiap kali saya hendak mencari sebuah tempat untuk menunaikan tugas saya sebagai manusia. shalat. dari beberapa tempat yang saya kunjungi, kebanyakan (meskipun ada beberapa yang tidak termasuk) terpencil, di sembunyikan dan tidak dianggap. pengap, kecil, antri dan tidak manusiawi. cukup ironis mungkin, diantara kemegahan bangunan bertingkat, baru, mewah dan gemerlap itu. justru tempat penting itu harus “eksis” dengan seadanya.
terpojok di antara parkiran mobil, sempit dan pengap, dan alhamdulilah nya/untung nya. tempat itu masih ada, meskipun kebanyakan memprihatinkan. apa repotnya membuat tempat itu sedikit lebih layak, dengan mengambil beberapa meter persegi bagian luas dari mall tersebut . mungkin karena tempat tersebut tidak mendatangkan keuntungan, dibandingkan dengan tempat parkir, stand-stand, atau gerai yang menjadi inti mall tersebut. sehingga tempat tersebut adalah hal sekian yang terpikirkan ketika mereka membangun mall tersebut. nantilah kalau ada ruang kosong yang tersedia. dan itu di sempilkan di antara mobil.
mungkin juga tempat tersebut, di anggap sebagai sesuatu yang asing, musuh laten yang harus disingkirkan ketika orang diharapkan untuk melupakan akal sehatnya saat masuk mall?ketika orang dikondisikan untuk lupa dengan waktu, keadaan, dan kesadarannya menikmati kemegahan dunia dengan gemerlapnya. mungkin bukan saya saja yang merasakan hal tersebut, tapi entah mengapa semua seolah-olah diam. toh itu juga buat anda sekalian atau mungkin kita sepakat untuk membedakan urusan dunia dunia dengan urusan akhirat, baik dalam bentuk, pikiran, tempat, hingga tingkah laku kita? atau saya sendiri yang punya persepsi salah, punya persepsi yang terlalu sensitif berbeda dengan orang lain?
tidak harus besar, dingin, mewah dan penting. tapi setidaknya mereka sadar, mereka mendirikan bangunan di tengah negara dengan penduduk Islam terbesar.
saya lebih senang shalat di masjid kampung-kampung. rumah orang-orang kampung bisa dibilang sederhana.namun masjid kampung mereka lebih mewah dibandingkan dengan rumah mereka. cinta mereka kepada tuhan tidak sesederhana rumah mereka.
-ay
Hmmmmmmm
LikeLike
๐ฆ
LikeLike
like bgt sm tulisan agan
LikeLike
Sama2 gan
LikeLike
turut prihatin kang ๐ฆ
LikeLike
Iya kang.. Jarang yg ngasi tempat yg layak buat beribadah.
LikeLike
judulnya salah ketik tuh om
LikeLike
Memang dibikin begitu
LikeLike
oooooo
LikeLike
Memang seperti itu kondisinya.
LikeLike
โุงูููุญูู ูุฏูููููููู ุฑูุจูู ุงููุนูููู ููููู masih ada. Walau kadang gak layak.
LikeLike
kenyataannya memang seperti itu bro,di Bandung pun sama, ada salah satu mall megah di daerah Sukajadi Bandung (ga usah ane sebut pasti udah pada tau lah) itu mall luasss banget tapi taukah mushalanya kaya apa? sempit,pengap dan yang pasti ga nyaman dan lagi lantai mushalanya selalu basah karena tempat wudhu dan mushala terlalu dekat dan tdk ada keset, herannya toilet yang berjarak beberapa meter dari mushala tsb malah selalu kering karena setiap ada yang pake langsung di pel, apa mushala ga lebih penting dari toilet ya???
untuk mall lainnya masih lebih meningan lah, terutama yang di jalan merdeka kalo itu ane acungin jempol karena bikin space khusus untuk mushala yang bisa ane bilang besar malah menurut ane ukurannya udah hampir kaya masjid ukuran menengah ditambah karena di dalamnya adem,terang pokoknya nyamanlah.
intinya harusnya pengelola mall itu sadar di negara mayoritas muslim seperti ini mushala itu adalah tempat penting yang selalu harus ada dan diusahakan tetap nyaman walaupun tempatnya ga begitu luas.
LikeLike
semoga saja, disediakan tidak hanya musholla, tapi juga gereja, wihara, klenteng. meskipun tidak besar.
LikeLike
kebetulan saya lagi di desa, rumah-rumah di sini ya sederhana, walau sudah juarang bgt yg rumah gedek, semua tembok walau sangat sederhana, tapi herannya masjid malah terbilang aktif, terawat dan kalo ngadain acara tergolong “wah” dengan peserta/anggota yg juga banyak.
salut juga tuh.. moga gak terkikis jaman.
LikeLike
Alhamdulillahh..
LikeLike
Judulnya pas banget. Emang kbayakan letaknya di selakang mall yg nyepit, pengap, pesing jg. Sharusnya di jln msuk parkiran..
LikeLike
Hihihi.. Nyempil
LikeLike
ngena banget gan tulisannya, karena sholat bukan hanya sekedar kewajiban, tapi kebutuhan dasar tiap muslim…tp repotnya, pengelola mall rata2 adalah kapitalis yg ga mau ambil pusing akan hal itu…naudzubillah…
LikeLike
Coba kalo pas maen di Grand City Mall Sby sholat di Mushola nya …mantap broo…bisa buat Jum’at an…belum pernah ane tmui yang sebesar itu mushola di Mall…
LikeLike
betul…musholla eksekutif di GranCi
http://setia1heri.wordpress.com/2013/03/01/musholla-eksekutif-grand-city-mall-surabaya/
LikeLike
Wah.. blm pernah tahu
LikeLike
Pingback: sholat di kolong mal | gakkreatip
ademmmm
LikeLike