2013 -2014 : Ready to Climate Change


Kawan, panas dan kekeringan masih melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Perubahan iklim dari yang biasanya bulan Oktober ini sudah memasuki musim penghujan ke kemarau yang panjang, tidak bisa dijauhkan dari fenomena El nino. Menurut hasil pencatatan NOAA tahun 2012 akan berlaku : La-Nina – Normal – El-Nino (http://www.cpc.ncep.noaa.gov/data/indices/ersst3b.nino.mth.ascii), sehingga bila pada Oktober – Desember belum turun hujan maka sudah diprediksikan sebelumnya.

kering dan Hot di lamongan


Bagaimana dengan tahun 2013? maka akan mengikuti sebagai berikut : El-Nino- Normal – La-Nina (http://iri.columbia.edu/climate/ENSO/currentinfo/SST_table.html). Sehingga diharapkan nantinya, memasuki 2013, hujan akan mulai turun.

Tambak yang kering di Tuban


Berkaitan dengan iklim yang semakin tidak menentu tersebut, maka apa yang seharusnya kita lakukan terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan kita?
Pertama-tama hal simple yang bisa kita perbuat adalah menghemat setiap pembelanjaan kita terhadap makanan. Berhemat bukan berarti diet atau mengurangi makan, namun kita bisa memaksimalkan makanan yang kita punya. Masih banyak kita lihat makanan yang tidak dihabiskan atau tersisa. Saking murahnya pangan, kita ini seakan berlomba-lomba menggemukkan badan kita, menumpuk kalori, lemak dan karbohidrat di badan.
Pernahkah tersadar, bahwa masih banyak disekitar kita yang kekurangan pangan? sadarkah kita bahwa petani kita mati-matian bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan pangan, sadarkah bahwa kita yang tahun 80’an mampu ber-Swasembada Beras sekarang harus import beras dari Vietnam, Kedelai di Amerika mahal, kita kelimpungan karena Tempe menjadi sangat mahal?

Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, yang diimbangi dengan laju konversi lahan pertanian ke perumahan,dll membuat ketersediaan pangan semakin mahal. Belum lagi, ketersediaan lahan ini juga bersinggungan dengan kebutuhan hewan ternak terhadap rumput, jagung dan pakan hijau’an lain yang tentunya juga memerlukan tempat budidaya.

Di musim yang tidak bisa terprediksi ini, semakin memperparah kompetisi penggunaan lahan. Kita bisa membantu dengan menanam sayur mayur atau tanaman produktif di dalam pot, polybag atau media lain. Cabai, tomat, sawi, bayam dan sayuran perdu berumur pendek bisa kita tanam di halaman rumah atau media lain yang menghemat tempat. Sistim tanam vertikultur bisa menjadi pilihan di tengah sempitnya keberadaan lahan di sekitar rumah.

Dengan, menanam sendiri beberapa tanaman pangan yang mudah, selain membantu petani, kita juga bisa menghemat pengeluaran belanja harian. Keragaman makanan, semisal dengan mbothe, gembili, jarot atau makanan-makanan tradisional pedesaan juga meningkatkan ketahanan pangan dan KEDAULATAN Pangan kita. Kita tidak harus selalu tergantung kepada produk negara lain, yang notabene menguras devisa negara ini. Negara Indonesia ini negara Gemah ripah Loh Jinawi, tongkat batu dan kayu jadi tanaman kata Koes Plus.

nyomot dari fanpage FB Indonesian Photografi


Tanah yang aslinya tandus bisa dijadikan tempat industri atau perumahan, hutan yang sudah hijau seharusnya tidak dialihfungsikan menjadi villa, cottage atau hotel.

Perubahan siklus iklim 2011-2014, mirip dengan tahun 1962-1965. Masih ingatkah kita dengan tahun segitu? yang konon katanya Negara besar ini kesulitan pangan??
Jangan sampai terulang Kawan :hug:

Mari berupaya yang terbaik dan mempersiapkan yang terbaik untuk masa depan kita dan anak cucu kita.

Keep brotherhood…
info tambahan :
www.katam.info : berisi informasi tanaman yang cocok, luas lahan pertanian, intensitas hujan dll.. Katam : Kalender tanam Terpadu

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

20 Responses to 2013 -2014 : Ready to Climate Change

  1. Aa Ikhwan says:

    sip ajib, nice info đŸ˜€

    Like

  2. Cah Nglegok says:

    peng-Hijau-an yuuuk….

    Like

  3. Ulasane mantep tenan Cak, sesuk golek wiji bibit unggul digae tanem neng pot akh… Semangat… Dan bukan cmungud.. đŸ˜€

    Like

  4. Gogo says:

    Ketahanan Pangan nasional hrs ttp terjaga..

    Like

  5. fietha says:

    di daerah sana, kekeringannya parah ya om, sampe kering kerontang banget đŸ˜¦
    kalo disini (Padang) musim kemaraunya, panas ga ketulungan, cuman separah-parahnya kemarau, dalam 15 hari turun hujan deras barang 2-3 hari, jadi ga kentara kekurangan air

    Like

  6. gesang86 says:

    KATAM bukannya = Selesai/habis/tamat….??? đŸ˜€ xixixixi…

    Like

  7. andhi_125 says:

    nek duwe bibit unggul sayur, mbok aku diuncali kang..

    Like

  8. Pingback: Daun Jatipun Mulai Menguning di Lamongan | Touring, Adventure and Humanity

Leave a comment