Trip Report from Lamongan- Bojonegoro : Perang Tembakau, Petani Jadi Korban?


tobacco field @ Lamongan


Tembakau, yang menurut penelaahan Boomgaard (2002), seiring dengan datangnya bangsa Portugis dan Spanyol pada tahun 1500-an, merupakan komoditi yang sangat menarik. Jaman sekarang kita bisa lihat banyak orang yang jadi kaya dari rokok. Tiap tahunnya Djarum, Gudang Garam, Sampoerna serta perusahaan lain, mengeluarkan biaya promosi dan sponshorship yang tidak sedikit. Dan, Touringriderpun sempat nglamar kerja di Perusahaan Sampoerna karena tergiur gaji yang besar. :mrgreen:. Tapi Allah masih sayang, so masih diselamatkan dari gaji yang berasal dari “uang panas”.


Kemakmuran dari tanaman yang nikmat sekali dihisap dikala dingin tau habis makan ini, kadangkala tidak diimbangi oleh kemakmuran di tingkat petaninya. Di tahun ini, di beberapa daerah di Jawa Timur, harga tembakau kering rajangan hanya berkisar Rp.3500-Rp.4000,- saja. bandingkan dengan beberapa tahun yang lalu yang mampu menembus angka Rp.75.000,-. Bahkan ada yang sampai Rp.170.000,- wow…

Di awal bulan Agustus 2012 kemarin, saya sempat membaca sekilas buku dan melihat di baliho pinggir jalan, bahwa ada konspirasi dari korporasi internasional untuk membunuh industri rokok kretek di Indonesia, yang pastinya juga berakibat pada terbunuhnya petani-petani tembakau kita.

tanaman tembakau yang hancur karena salah musim di tahun 2009


Saat ini, terbukti bahwa industri rokok mampu menyerap ribuan tenaga kerja dan menyumbangkan pajak terbesar, contohnya kota Kediri yang saat ini saya tinggali.

Ngudud Dji Sam Soe dulu ahh…

This entry was posted in adventure, bojonegoro and tagged , , . Bookmark the permalink.

10 Responses to Trip Report from Lamongan- Bojonegoro : Perang Tembakau, Petani Jadi Korban?

  1. omanfaqod says:

    Udud dulu udud dulu..

    Like

  2. archnine says:

    wkwkwkwkwk uang panas sampoerna, ngko enek sing kesulut loh :p

    Like

  3. wingi pakdhe panen mbako akeh . . . regane ancur akhire di simpen tunggu harga naik

    keep brotherhood,

    salam,

    Like

Leave a comment