Mau Ramadhan, Ziarah Duluuu..

makam Gusdur

Ziarah kubur beramai-ramai sebelum Ramadhan atau yang biasa disebut Nyadran, memang sudah menjadi tradisi orang Jawa. Kontroversi akan hukumnya (bid’ah) pun selalu menjadi topik hangat sampai sekarang. Namun dibalik semua itu, niat saya pribadi dalam Ziarah adalah mendoakan mereka yang sudah meninggal dan napak tilas ke makam. Sesuai mahzab Syafi’i.

Seminggu sebelum puasa, saya niatkan untuk ziarah ke yang terdekat dahulu yaitu ke Tebu Ireng, sekalian mengantar teman yang ingin ziarah ke Makam Gus Dur.
Pagi itu sekitar jam 8 pagi kami sudah memasuki pelataran Ponpes Tebu Ireng. Beberapa peziarah tampak masih sepi, kami pun mengambil wudhu dahulu untuk melaksanakan sholat dhuha’. Yup, saya selalu mengambil tempat dibelakang imam, di lokasi masjid sebelah dalam, yang masih merupakan bangunan aslinya. Ada kesejukan dalam hati. Hampir seharian bertafakkur disana.

Selasa kemarin, gantian ziarah ke makam keluarga di Madiun. Perjalanan Kediri-Madiun terbilang lancar, mampir sebentar di pasar Nglames buat beli bunga. Ah, rasa rindu akan ayahanda menyeruak disela-sela lantunan Yaasin, tahlil dan do’a. 😦

Jungkup Makam Eyang Basyariyah Sewulan.. Foto : http://www.facebook.com/groups/141239130796/

Selesai di Madiun, saya melangkahkan kendaraan meuju ke arah Ponorogo. Sekalian nyekar ke Sewulan di sela-sela tanggungan di RSUD Dolopo. Sayang sekali, saya harus membatalkan ziarah ke makam Eyang Basyariah Sewulan karena terjebak karnaval tingkat kecamatan Dagangan. Sempet tengsin juga menerobos rombongan karnaval, namun apabila tidak dipaksakan, yaa tentu saja semua urusan akan kacau karena waktu selalu berkejaran.
Semoga, di sebelum Idul Fitri nanti, bisa ke Sewulan dan Tegalsari sekalian..

Selamat menyambut Ramadhan.. semoga kita selalu diberi kekuatan iman, islam dan fisik. Bisa bertemu Ramadhan-ramadhan di tahun berikutnya..

ah.. yang saya rindu sudah datang.. Marhaban yaaa Ramadhan…