Menurut data AISI, Produksi Motor Nasional pada tahun 2005 sebesar 5,113,487, tahun 2006 sebesar 4,458,886, dan seterusnya sampai tahun 2010 sebesar 7,395,390 unit. Dari sekian besar persentase angka tersebut adalah untuk Pasar Domestik sejak tahun 2005-2010 sebesar 29.686.975 unit. Kenapa 2005-2010, karena biasanya Life cycle motor maksimal adalah 5 tahun.
nagh, saya mau bikin analisa goblok-goblokan alias bodo-bodoan versi orang bodoh seperti saya sebagai berikut : Jika Jumlah penduduk Indonesia 237,6juta jiwa. Kalau seumpama diperkirakan (*perkiraan ngawur) 50%nya mampu beli motor maka kemungkinan pasar motor di Indonesia adalah 118,8 juta jiwa. Jika 30% dari 118juta jiwa itu punya minimal 2 motor di rumahnya, maka akan menjadi angka 154,44juta. Angka tersebut saya pakai sebagai, pasar potensial untuk menjual motor.
Jika dibandingkan dengan Data di Alinea 1 diatas, maka masih ada sisa 124,73 juta unit, pasar potensial yang masih bisa digarap. Maka, tidak heran apabila Indonesia menjadi Market yang menggiurkan bagi produsen roda dua. Potensial tersebut ditunjang oleh belum tersedianya transportasi massal yang “LAYAK”, Angsuran Kredit yang ringan, Uang Muka Kredit motor yang murah, dan strategi marketing yang lain.
Pernahkah kita menengok ke belakang? betapa kreatifnya dan “eman”nya masyarakat Indonesia akan kendaraannya? Hal tersebut bisa dilihat dengan masih seringnya kita jumpai motor tua (motor koleksi diluar perhitungan) produksi tahun 70’an, 80’an dan sesudahnya yang masih berseliweran di jalan. Sering kita dengar di bengkel-bengkel, “mas/pak, diakalin saja deh. yang penting motor saya tetep bisa jalan”.
Lha kalau model masyarakatnya gini terus, “Mungkinkah Indonesia Jadi Tempat sampah Raksasa Bekas Motor??”
kapan indonesia maju ya?
motor baru isine spek down motor luar.
LikeLike
Kalau kesejahteraan rakyat ini sudah merata kali om..
Klo masyarakat kita sudah tidak mau lagi dibohongi oleh ATPM.
LikeLike
Buanglah sampah pada tempatnya, malah ngawur.com 😆
LikeLike
Wakakakkkk.. Peace
LikeLike
kota kecil aja dah mulai padat jg
LikeLike
Satria FU putih ya mas Aziz? Keren.
LikeLike
dibuang d rumah saya saja gpp.. honda win nya.. hehe
LikeLike
Wooooo.. Ojo
LikeLike
asemm…
brarti motor ku sampah lha’an?
iku win mu ndang d kilo-ne..hehehe
LikeLike
Asemm. Wegah.
LikeLike
tugas blogger mencerdaskan meski dgn cara yg bodoh… like this la
LikeLike
wah juragan Cirebon muncul
LikeLike
jalanan makin padat.topspeed cuma 25-50kpj
LikeLike
bener mas.. waktu tempuh semakin lama.
LikeLike
sama kuburan raksasa buat pengemudinya 😦
LikeLike
Hati_hati di jalan om..
LikeLike
wooohh picture ngisor dewe, Paijo paling pojok mentok…. * jadi ga ketok2 nemen sampah e
LikeLike
Wakakkkkk.. Suwe ra ketemu.ayo mbolang maneh Zis.
LikeLike
berarti aq termasuk pemulung yo brow, lha wong kuwate tuku motor bekas alias sampah :-D.
LikeLike
Poddo. Lha motor primaku kui.
LikeLike
waaa, Indonesia termasuk tempat Sampah Otomotif kiii, buktinya motor -mtor yang masuk pasar Indoonesia udah speck down semua..
Indonesia-Indonesia, elek emen nangsibmu…
LikeLike
Tapi wonge ngganteng2 koyo aku.
LikeLike
sampah tapi dijual dengan harga baru (contoh : motor tahun 60an banyak yang dijual mahal, padahal surat-surat aja gak lengkap ato mati)
LikeLike
Itumah koleksi.
LikeLike
Apik tenan ki artikele. Aq setuju banget, bukan cuma tempat sampah motor, termasuk produk2 liane koyo mobil, handphone, dll kan asal didol nang indonesia pasti laku…konsumtif biangeeeeeetttt…..
LikeLike
Makasih mas bro.
LikeLike