Posting ini, masih berkaitan dengan artikel saya terdahulu (klik ini) tentang kewajiban menyalakan lampu.
Pagi tadi sewaktu sarapan di warung depan kantor terjadi percakapan seperti berikut :
saya : mau kemana pak?
bapak : mau pulang mas. Ke Kepung (Red. Nama kecamatan di Kediri). Weleh mas, baru ketilang saya.
saya : Loh, katanya kesalahannya apa?
bapak : Ini, nggak nyalakan lampu.(Red.lampu main beam)
Ibu : Lha bapak ini loh nak, matanya masi awas. masi sehat. Mana terang lagi. Mosok nyalakan lampu (red. main beam).
saya : Khan peraturannya memang begitu. Ditilang berapa pak?
bapak : Saya ndak mau damai nak. mending sidang saja. daripada uangnya diembat sama polisi, mending buat negara. ya udah nak, tak pulang dulu.
saya : nggeh pak, ngatos-ngatos (hati-hati).
Kemudian si pemilik warung ngikut ngomong,
bapak warung : lha iya mas, sekarang ini loh. gara-gara otonomi daerah. Polisi bikin aturan seenaknya.
saya : Itu bukan karena otonomi pak. memang sudah aturannya begitu. Sudah jadi Undang-undang.
Saya nggak nerusin gomong macem-macem, karena kayaknya bapaknya nggak setuju dengan penjelasan saya.
Saya jadi berpikir, nih yang salah siapa?? yang bikin peraturan tapi ndak disosialisasikan? atau warga masyarakat kita yang karena mumetnya mikir mau bertahan hidup, ndak sempet mikir peraturan dan Undang-undang yang bejibun?
Jadi keingetan. Selang waktu tahun 2007 sampai 2008, saya ikut koar-koar dengan Polresta Malang melakukan sosialisasi Responsible Riding. Dan saat itu pula, Kepolisian Resort seluruh Jatim juga aktif melakukan sosialisasi Safety Riding. Rasanya.. sia-sia berkampanye tentang Safety Riding kalau denger hal tadi.. 😦
Ayo Pak Polisi!! Aktifkan lagi Kampanye/Sosialisasi tentang safety Riding. Jangan hanya standby di Pos saja. Dan buat masyarakat : Jangan selalu salahkan Polisi. Peraturan dibuat BUKAN untuk dilanggar tapi dipatuhi.
yen ning kene damai 50rb pak
LikeLike
larang men Lek? wihh, cepet kaya lak’an.
LikeLike
Wah damai itu Indah… ik..ik.. tp mending perang nang Pengadilan lah…
Tp gara2 nyalain lampu siang malam aki ku tekor je… LOwbatt
LikeLike
hahaha.. resiko mas Tri. daripada ketilang? khan buat safety juga tho? btw, sy kemarin sempat mau aplikasi pasang lampu tambahan, biar nggak tekor. Lampu variasi yg kecil itu loh bro, yg watt-nya kecil saja.:idea:
LikeLike
nais inpo gan…
LikeLike
halagh
LikeLike
wehh..gambare sangar..xixixixiix
LikeLike
mural tuh.
LikeLike
he he…saia juga yg termasuk tidak setuju lampu nyala di siang hari…soalnya saya kerjanya jauh 100km pp….
berangkat pagi, pulangnya sudah gelap…kalo pagi/siang lampu utama harus nyala, trus kalo nanti pas pulang saatnya benar2 butuh lampu penerangan tau tau putus kan malah repot…
masa pake lampu kan tidak bisa ditebak seperti kampas rem, kopling, ban, atau gir set…
jauh lebih penting menertibkan obrok yang kalo petang ogah menyalakan lampu, abg alay yang pake lampu belakang bening atau monyet yang naik motor sambil SMS (sirkus di jalan raya)…. 😀
LikeLike
ndek Pare ketat mas. secara, markas Polres Kediri di Pare mungkin..
LikeLike
pak polisi kudu giat kampanye??
LikeLike