Nyobain GPS via Pare-Madiun

Setelah kemarin berhasil terpasang, kemarin sore (Sabtu. 4 Des 10), GPS langsung saya test ride. Jika selama ini terpasang di mobil, maka kemarin bisa real live melihat jalur perjalanan yang dilewati melalui layarnya.

Test GPS

Awalnya ragu dengan kekuatan bracketnya. Namun, dengan tambahan tali karet gelang 2 buah, saya beranikan diri memacu motor senormalnya. 👿

137km/h TOP SPEED,hehehe

Sempat beberapa kali terhenti akibat hujan, selain sibuk memakai rain gear, saya pun kelimpungan dengan GPS yang tak anti air ini. Antara tetap mencoba memakai atau disimpan saja dalam tas? Namun akhirnya, tas kresek mampu menjawabnya. Yup, cukup dengan dibungkus rapat dengan tas kresek, hilang rasa khawatir saya. Walau tidak keliatan (harusnya pakai plastik bening), namun GPS tetap saya panteng ON.

Tapi, karena memang belum membuat jalur kabel power dari aki. Baterai dari GPS ini hanya mampu bertahan selama 2 jam.Wah sayang.. :sad:. Baterai habis, ridernya pun lapar. Ya sudah, mampir makan dulu, cari anget-anget sambil ngerokok dulu buat ngangetin badan.:mrgreen:

Untuk baliknya ke Kediri (minggu, 5 des 10), GPS tetap terpasang seperti sedia kala, walau dalam posisi OFF dan tertutup kresek lagi karena hujan. Hal ini, untuk mengetahui, seberapa kuat bracketnya. Alhamdulillah, sewaktu beberapa kali menghajar jalan yang agak bumpy di wilayah Saradan-Nganjuk, GPS masih terlihat aman.

Sewaktu masih nyala (waktu berangkat), GPS mampu menjawab pertanyaan saya : Dengan mengganti lingkar roda ke ring 17″ dari yang semula 18″, kira-kira akurasi Speedometernya berubah nggak?. Ternyata, dengan mengganti ke Ring 17″, terdapat selisih (-)10/ minus Sepuluh dari kecepatan real via GPS. Jika sebelumnya dengan ring 18″, kecepatan di layar GPS dan speedometer sama, maka dengan ring 17″, jika di speedo meter menunjukkan 80kpj, maka aslinya cuma lari 70kpj.