Hari ke-Tiga Tour de Jatim diakhiri dengan Ziarah ke Maqam Sunan Gesing atau Maulana Ibrahim Asmaraqandi. Beliau merupakan Ketua Walisongo pertama, juga sebagai ayah dari Sunan Ampel. Istri Ibrahim Asmaraqandi (ibu Sunan Ampel), yang merupakan putri Kerajaan Campa, adalah kakak dari Istri Prabu Brawijaya, yang bernama Dewi Martaningrum yang kemudian melahirkan Raden Patah.
*foto suasana tahlil di Makam Maulana Ibrahim Asmaraqandi
Makam beliau terletak di Desa Gesikharjo, Kec. Palang, Tuban. Dengan Koordinat GPS
“S : 06’54’185 dan E : 112’07’619”. Setelah sholat Isya’, perjalanan dimulai dari Bojonegoro menuju ke Babat-Widang, kemudian sampai di perempatan/pertigaan Patal belok ke kanan menuju desa Ndoro. (Jalur ini merupakan jalan pintas dari arah babat). Setelah sekitar 15km membelah hutan, maka kita akan menemui jalur Pantura. Belok kekiri , kemudian sebelah kiri sekitar 100 meter kita akan disambur Gapura besar makam Beliau.
*ngopi di warung dulu biar kuat melek’an
Oh ya, untuk pengendara Sepeda Motor. Kendaraan bisa langsung diparkir di halaman Masjid yang masih satu komplek dengan makam, karena saya pakai mobil maka diharuskan parkir agak ke barat dari makam (jalan kaki 30 meter dari parkiran ke makam). Tarif parkir Rp.3000,- untuk mobil sekelas Panther. tarif parkir sepeda motor saya tidak tahu.
Untuk masuk ke makamnya peziarah tidak ditarik biaya, alias gratis.
Di tiap malam jum’at seperti hari kemarin, diadakan acara bacaan Ratib. Untuk acara puncaknya yaitu sholat Hajat dan Istighotsah dimulai pukul 23.00. Setelah berwudhu dan kirim Ya’sin, tahlil dan doa kepada Beliau sejak jam 22.00. Saya ambil shaf depan (lumayan). Acara selesai sekitar jam 01.00 dinihari.
*suasana di halaman Masjid Makam.
Nigh, yang penting.. rata-rata mereka yang yang ziarah, selain karena ingin sekedar ziarah, mereka punya beberapa hajat. Makanya diadakan sholat hajat dan Istighotsah..
Ada yang meminta kepada Allah agar dimudahkan urusannya, ada yg curhat kepada Allah, ada yang minta jodoh dll. Yang terpenting semua mintanya kepada Allah.
Di sepanjang jalan/gang dari parkiran menuju makam, banyak lapak-lapak kaki lima yang menjual aneka souvenir, oleh-oleh, toilet umum, penginapan dan warung. jangan Khawatir harganya mahal seperti tempat wisata, murah-murah kok, bisa ditawar, nggak pake berbelit-belit lagi. saya beli gelang dari kayu wangi cuman dapet Rp.3000,- doang, muuuraaahhh…
Alhamdulillah, saya merasakan kedamaian setelah Ziarah ini, plong rasanya bisa curhat dengan sang Khalik Allah swt. Saat itu juga merasakan, bahwa almarhum ayah hadir dan menyapa, dengan senyumannya, seakan-akan nyata.
Ke depan, Insya Allah akan saya ceritakan juga Ziarah saya ke Makam waliyullah yang lain.. semisal Makam KH.Hasyim Ashari, KH.Wahid Hasyim, Gus Dur di Tebu Ireng; Makam Tegalsari (Kyai Ageng Muhammad Besari), makam Sewulan (Kyai Basyariyah/ RM. Bagus Harun).
petromak
ibrohim asmoro
dari samarkand
LikeLike
bro a seen. lama tak jumpa.qiqiqiqi
LikeLike
Lho kok pake mobil bro? Scorpione endi?
LikeLike
karena masalah mobilitas mas bro. khan 3 hari jelajah kediri-madiun-kediri-lamongan-bojonegoro-tuban-bojonegoro-kediri. sekalian bawa barang. ditambah hujan selalu melanda setiap hari.
LikeLike
aslinya sampean siapakah sih masbro diwarung izo
LikeLike
pakai nama touring rider bro a seen.
hayo2.. mas bonsai alumni MAN 2 madiun ya?
LikeLike
wisata sing paling adem, saya sering ke sana kalo malem, suasananya tenang dan tentram, wah jadi pngen kesana
LikeLike
bagaimana kalau malam jum’at besok kesana?
LikeLike
Insya Allah mas, kalo nggak ada acara ke luarkota
LikeLike